Rabu, 11 April 2012

IDENTIFIKASI DAN SISTEM IDENTIFIKASI

IDENTIFIKASI DAN SISTEM IDENTIFIKASI

31 MARET 2012
A.  Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan
            Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu identifikasi tumbuhan yang mana kita belum mengetahui untuk taksonomi tumbuhan tersebut, akan tetapi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Jika kita mengadakan koleksi tumbuhan kemungkinan setelah mengadakan penelusuran pustaka yang ada di dunia ini atau pengecekan terhadap pustaka-pustaka atau koleksi herbarium yang ada di Lembaga Herbarium Internasional di seluruh dunia, diketahui bahwa tumbuhan tersebut belum diidentifikasi atau diberi nama, maka tugas kita adalah memberi nama tumbuhan dan menempatkannya dalam klasifikasi tumbuhan. Untuk memberi nama baru harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT) dan hendaknya harus mengikuti rekomendasinya. Nama yang harus diberikan adalah nama ilmiah, syah, dipublikasi secara valid dan efektif serta berhubungan secara permanent dengan salah satu elemen dari takson tersebut, yaitu tipe tatanama dari takson baru tersebut. Untuk klasifikasinya pun diharapkan agar dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
            Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas specimen (bahan) yang real, baik specimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan. Oleh pelaku identifikasi specimen yang belum dikenal itu, melaui studi yang seksama kemudian dibuatkan candra yang memuatkan ciri-ciri diagnostiknya. Berikutnya adalah menetapkan specimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan berturut-turut ke atas di masukkkan kategori mana (marga, suku, bangsa, dan kelas serta devisinya). Penentuan nama jenis dan tingkat takson ke atas berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui car-cara yang diatur dalam KITT.

B.  Identifikasi tumbuhan yang belum kita ketahui, tetapi telah diketahui oleh ilmu pengetahuan
            Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lainlainnya). Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
1.    Ingatan
Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.
2.    Bantuan orang
Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atausiapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.
3.    Spesimen acuan
Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanyadiberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.
4.    Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang adadalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.
5.    Komputer
Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

C.  Determinasi
            Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan ataudipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan.
a.    Pembuatan kunci determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan, begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan. Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1.    Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2.    Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya. Contoh :
a)    Leaves opposites
b)   Leaves either in whorls, or spirally arranged, or distichous
Bukan
a)    Leaves opposites
b)   Leaves not opposites
3.    Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4.    Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5.    Mencantumkan nomor couplet
6.    Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas.

b.   Menggunakan kunci determinasi
Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
1.    Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif).
2.    Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan tersebut diperoleh.
3.    Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hallain yang lebih rinci.
4.    Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati.
5.    Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus.
6.    Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi kebelakang.
7.    Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya.
8.    Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya.
9.    Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau spesimen herbarium yang ada.

c.    Jenis-jenis kunci determinasi
            Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi yaitu kunci analisis,  kunci perbandingan, dan sinopsis.
1.    Kunci analisis
Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel.

2.    Kunci perbandingan
Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kunci perbandingan adalah table, kartu berlubang, dan kunci Leenhouts.

3.    Sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan-golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokan dan ciri umum yang dipakai sebagai dasar pengelompokn dicantumkan. Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan menyerupai bentuk bertakik, tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah dimaksudkan untuk mendeterminasikan takson tumbuhan, jadi sinopsis nerupakan bentuk kunci yang memeperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum ataua secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan.

D.  Tatanama atau Nomenklatur
              Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau tatanama. Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature). Tujuan utama sistem ini adalah menciptakan satu nama untuk setiap takson. Maksud pemberian nama pada setiap kesatuan taksonomi tumbuh-tumbuhan bukanlah untuk menunjukkan ciri-ciri atau sejarahnya, tetapi untuk memberikan jalan guna pengacuan dan sekaligus menunjukkan tingkat kedudukan taksonominya.
a.    Sejarah Tatanama tumbuhan 
Dulu nama-nama ilmiah tumbuhan itu merupakan sebuah pertelaan sehingga sering disebut nama pertelaan, yaitu terdiri atas tiga atau lebih kata (disebut juga polinomial). Sebagai contoh: Sambucus caule arboreo ramoso floribus umbellatis, artinya Sambucus dengan batang berkayu dan bercabang-cabang serta bunga bentuk payung. Bisa dibayangkan betapa rumitnya untuk berkomunikasi dengan nama yang panjang seperti ini. Sejak tahun 1753 sistim polynomial digantikan dengan binomial sejak publikasi “systema plantarum” oleh Carolus Linnaeus dan berlaku secara internasional. Sistim binomial yaitu sistim penamaan dimana nama jenis terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama marga dan kata kedua merupakan penunjuk jenis atau spesies epithet. Contoh: Hibiscus tiliaceus.

b.   prinsip dan Peraturan Tatanama Tumbuhan
a)    Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewan.
b)   Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.
c)    Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakaisebagai dasar pada publikasi berikutnya.
d)   Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama yang benar.
e)    Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin
f)    Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil.
g)   Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis aslinya bukan di Cina. Perubahan nama hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti taksonominya.

c.    Komposisi Nama Ilmiah 
Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :
1.    Genus
2.    Spesies epithet (penunjuk jenis)
3.    Author
Contoh : Daucus carota L.
Nicotiana tabacum L

d.   Nama-nama genera
·      Kata benda tunggal dalam bahasa Latin atau dilatinkan dengan inisial huruf besar
·      Setelah penulisan pertama pada genus yang sama boleh disingkat
contoh: Quercus alba à Q. alba, Q. Rubra
·      Tidak boleh terlalu panjang
·      Tidak boleh menggunakan nama yang sama dengan jenisnya
Contoh: Salacca zalacca tidak dianjurkan

e.    Penunjuk Jenis
·      Biasanya berupa kata sifat, akhirannya disesuaikan dengan nama marga
Contoh: Syzygium aromaticum
·      Dalam bahasa Latin atau dilatinkan
·      Bisa berasal dari berbagai bentuk (nama orang, nama tempat, namaumum, dll.)
·      Tidak boleh terlalu panjang
·      Tidak boleh mengulang nama marga
·      Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari 2 suku kata harusdiberi tanda sambung.
Contoh: Hibiscus rosa-sinensis atau Ipomea pes-capre

f.     Author
Author adalah nama pengarang yang menerbitkan nama sah takson itu untuk pertama kali. Tujuan pencantuman nama author adalah supaya penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap serta memudah kanpenelitian tentang keabsahan nama. Contoh : Daucus carota L.  (L. Linnaeus) Vernonia acaulis (Walter) Gleason

g.    Penamaan cultivar dan varietas
·      Nama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Mangifera indica c.v. harum manis atau Citrullus lanatus c.v. Crimson sweet
·      Nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin ataudilatinkan. Contoh : Licuala gracilis var. Gracilis atau Oryza sativa var. javanica










               





KESIMPULAN
1.    Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu identifikasi tumbuhan yang mana kita belum mengetahui untuk taksonomi tumbuhan tersebut, akan tetapi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
2.    Identifikasi tumbuhan yang belum kita ketahui, tetapi telah diketahui oleh ilmu pengetahuan dilakukan dengan menggunakan : Ingatan, bantuan orang, spesimen acuan, pustaka, komputer.
3.    Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan ataudipersamakan).
a.    Pembuatan kunci determinasi
b.    Menggunakan kunci determinasi
c.    Jenis-jenis kunci determinasi, terdiri dari :
1)   Kunci analisis
2)   Kunci perbandingan
3)   Sinopsis
4.    Tatanama atau Nomenklatur
a.       Sejarah Tatanama tumbuhan 
b.      prinsip dan Peraturan Tatanama Tumbuhan
c.       Komposisi Nama Ilmiah 
1)      Genus
2)      Spesies epithet (penunjuk jenis)
3)      Author
d.      Nama-nama genera
e.       Penunjuk Jenis
f.       Author
g.      Penamaan cultivar dan varietas






DAFTAR PUSTAKA

Hasnunidah Neni, S.pd, M.si. 2007. Botani Tumbuhan Rendah: UNILA (Universitas Lampung). Lampung
Padjoarinto, A, S, Sabbithah, dan S, Sulastri. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Proyek Pelatihan Tenaga Kependidikan. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta
Tjirosoepomo, Gembong. 2012. Taksonomi Umum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta














Tidak ada komentar:

Posting Komentar