HERBARIUM
1 APRIL 2012
A. Pengertian
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Jadi herbarium dapat diartikan sebagai spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi, yang berupa tumbuhan segar yang masih hidup tapi biasanya berupa bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan dengan metode tertentu.
B. Penggolongan
Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :
a. Herbarium basah
Yang dimaksud dengan herbarium basah adalah spesimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda. Disamping itu dapat pula ditempatkan zat-zat lain untuk tujuan-tujuan tertentu, untuk sejauh mungkin mempertahankan warna asli bahan tumbuhan yang diawetkan. Adapun bahan pengawet yang digunakan adalah formalin.
b. Herbarium kering
Yaitu herbarium yang cara pengawetannya dangan cara dikeringkan. Sebagian besar spesimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan. Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim penghujan, pengeringan tidak dapat berlangsung cepat sehingga bahan yang dikeringkan kadang-kadang terganggu oleh jamur.
C. Pembuatan
Herbarium dapat dibuat dengan tahap-tahap berikut :
a. Pembuatan herbarium kering
1. Diambil salah satu tanaman atau bagian tanaman. Syarat-syarat dalam pengambilan tanaman yaitu, tanaman harus lengkap.
2. Dicuci tanaman dengan menggunakan air yang mengalir, lalu dianginkan.
3. Sterilisasi tanaman yaitu dengan mengoleskan alkohol 70% pada seluruh bagian tanaman.
4. Cara : 1
Dimasukkan tanaman pada sasak bambu yang telah dibuat. Diatur sedemikian rupa pada lembaran kertas yang dapat menghisap air seperti kertas koran, yang berukuran kira-kira 28,5 x 41 cm (11,5 x 16,5 inchi). Bahan-bahan tadi dipess diantara lapisan-lapisan tersebut dan mengeringkannya dengan penjemuran.
5. Cara : 2
Diatur posisi tanaman pada lembab kertas koran hingga rata. Dilapisi lagi dengan beberapa lambar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu diikat dengan kencang sehingga tanaman terpress dengan kuat. Ganti kiran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang-ulang hingga tanaman betul-betul kering.
6. Tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin.
7. Tanaman yang kan dibuat herbarium sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka dimasukan bunganya dalam amplop dan selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang terlalu panjang, bisa dilipat.
8. Menempelkan tanaman yang telah dikeringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali atau selotip. Usahakan penampakan atas dan bawah dapat diperlihatkan .
9. Melengkapi ketrangan yang terdapat pada collector book
10. Menempel etiket
b. Pembuatan herbarium basah
1. Siapkan spesimen yang akan diawetkan
2. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan
3. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
4. Tutup rapat botol dan kemudian beri label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
Sebuah herbarium berfungsi sebagai :
a. Mengidentifikasi bahan percobaan
b. Dasar untuk penelitian dan persiapam flora, monografi dan revisi
c. Pengajaran
d. Pengamatan bahan bukti percobaan
Untuk menambah jumlah koleksi herbarium seorang ahli taksonomi tumbuhan harus menguasai teknik berikut :
a. Persiapan
Sebelum melakukan koleksi di lapangan, maka perlu disiapkan perijinan, alat dan bahan yang diperlukam selama melaksanakan pengamatan terhadap herbarium.
b. Koleksi
Untuk melakukan koleksi tumbuhan di lapangan hal-hal yang dikemukakan pada bagian persiapan hendaknya diperhatikan. Selain itu secara teknik di lapangan aspek yang harus dipenuhi adalah :
1. Tumbuhan yang akan dikoleksi harus sehat dan lengkap
2. Koleksi minimal 5 ulangan untuk setiap jenis
3. Setiap koleksi diberi etiket gantung dengan nama yang sama untuk setiap jenis
4. Koleksi-koleksi dimasukan ke dalam lipatan koran secara teratur
5. Semua koleksi selanjutnya dipressdengan sasak (koleksi kering) dan disemprot dengan alkohol 96%
c. Pengeringan
Pengeringan hanya dilakukan pada metode kering dan dapat dilakukan menggunakan sinar matahri, kompor, oven, atau dengan menggunakan listrik (balon lampu).spesimen yang akan diamati diatur sedemikian rupa sehingga semua bagian tumbuhan dapat diamati pada saat telah kering.
d. Peracunan
Proses peracunan dilakukan pada spesimen yang telah betul-betul kering. Peracunan dilakukan dengan tujuan agar herbarium dapat awet untuk disimpan dalam waktu yang lama. Peracunan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu peracunan dengan menggunakan gas dan peracunan dengan menggunakan cairan.
e. Penempelan
Setelah dilakukan peracunan, spesimen siap ditempelkan pada pada mouthing paper dan diatur sedemikian rupa sehingga bagian dapat termuat pada kertas tersebut. pada setiap dahan yang agak besar dijahit dengan benang dan diberi lem atau dengan menggunakan isolasi untuk menempelkannya pada kertas penempelan.bagian daun, bunga dan biji yang ukurannya terlalu besar dapata diletakkan dalam kantong buah/biji. Setelah ditempelkan selanjutnya dibungkus dengan kertas kissing berwarna cokelat. Pada bagian luar kertas pembungkus tadi dituliskan nama suku dan family jika memungkinkan, nama pengampu (kolekto) dan nomor koleksi.
f. Penempelan label
Penempelan labelyang umum digunakan adalah label herbarium yang berukuran 9x11 cm yang memuat informasi tentang nama institusi, kolektor, nomor koleksi, tanggal koleksi, lokasi penemuan, nama ilmiah dan hal lain yang dianggap penting pada buku koleksi.
g. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan pada kotak-kotak koleksi dan masing-masing kotak diltakkan pada rak-rak koleksi yang diatur seperti pengaturan buku pada perpustakaan. Pada satu kotak koleksi biasanya hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja.
KESIMPULAN
1. Herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
2. Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :
c. Herbarium basah
d. Herbarium kering
3. Pembuatan herbarium dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pembuatan herbarium kering
1) Diambil salah satu tanaman atau bagian tanaman. Syarat-syarat dalam pengambilan tanaman yaitu, tanaman harus lengkap.
2) Dicuci tanaman dengan menggunakan air yang mengalir, lalu dianginkan.
3) Sterilisasi tanaman yaitu dengan mengoleskan alkohol 70% pada seluruh bagian tanaman.
4) Cara : 1
Dimasukkan tanaman pada sasak bambu yang telah dibuat. Diatur sedemikian rupa pada lembaran kertas yang dapat menghisap air seperti kertas koran, yang berukuran kira-kira 28,5 x 41 cm (11,5 x 16,5 inchi). Bahan-bahan tadi dipess diantara lapisan-lapisan tersebut dan mengeringkannya dengan penjemuran.
5) Cara : 2
Diatur posisi tanaman pada lembab kertas koran hingga rata. Dilapisi lagi dengan beberapa lambar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu diikat dengan kencang sehingga tanaman terpress dengan kuat. Ganti kiran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang-ulang hingga tanaman betul-betul kering.
6) Tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin.
7) Tanaman yang kan dibuat herbarium sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka dimasukan bunganya dalam amplop dan selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang terlalu panjang, bisa dilipat.
8) Menempelkan tanaman yang telah dikeringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali atau selotip. Usahakan penampakan atas dan bawah dapat diperlihatkan .
9) Melengkapi ketrangan yang terdapat pada collector book
10) Menempel etiket
b. Pembuatan herbarium basah
5. Siapkan spesimen yang akan diawetkan
6. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan
7. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
8. Tutup rapat botol dan kemudian beri label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
4. Herbarium berfungsi sebagai :
a. Mengidentifikasi bahan percobaan
b. Dasar untuk penelitian dan persiapam flora, monografi dan revisi
c. Pengajaran
d. Pengamatan bahan bukti percobaan
5. Langkah-langkah yg harus dilakukan kolektor jika ingin mengoleksi herbarium adalah :
a. Persiapan
b. Koleksi
c. Pengeringan
d. Peracunan
e. Penempelan
f. Penyimpanan
g. Penempelan label
DAFTAR PUSTAKA
ANS, Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional 1. Yogyakarta : Kanisius
Dalimartha, Setiawan dr. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta : puspa Swara
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Pres
http://marktambunan.wordpress.com20111118laporan-herbarium/diakses pada tanggal 31 maret 2012
http://meynyeng.wordpress.com20100326herbarium/diakses pada tanggal 31 maret 2012
http://www.scribd.comdoc566092218II-2-Herbarium/diakses pada tanggal 31 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar