Kamis, 29 Maret 2012

Botani Tingkat Rendah


  
 BAB I PENDAHULUAN

 1.1. DEFENISI DAN RUANG LINGKUP
 Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa Swiss diherbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng, 1989). Secaraetimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani:
takson
artinya unit atau kelompok, dan
nomos
 artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk menempatkan suatu makhluk hiduppada takson tertentu. Kegiatan pokok taksonomi tumbuhan ada tiga yaitu penamaan, pertelaan ciri-ciri dan penggolongan. Taksonomi merupakan bagian dari sistematika (Rifai,1976). Sistematikacakupannya lebih luas yaitu meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni (Stuessy,1989). 1.2. TUJUANTujuan taksonomi tumbuhan adalah:1. Untuk penemuan flora-flora di dunia2. Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat3. Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh4. Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai dengan aturan tatanama tumbuhan.5. Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai organisme sehinggatercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat digunakan orang lain. Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam membantu usahakonservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu.Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam pembangunan menuju keswasembada pangan mencakup: 
a. Intensifikasi; yaitu dengan memberikan saran dalam memilihtumbuhan antar varietas atau antar jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul.
 b.Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan dapat membantumemilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut.
 c. Ekstensifikasi (perluasan areal);taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator tanah.Di samping itu taksonomi juga berperan dalam pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industritempe misalnya, taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan


BAHAN AJAR TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehinggasecara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang sudah umumdikenal (Rideng, 1989). 

1.3. HUBUNGAN DENGAN ILMU BOTANI LAIN
Seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang morfologi, embriologi,anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi dilain pihak perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani lainnya. Data-data yang diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika, anatomi, ekologi, morfologi,palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang botani lain sangat berguna bagibotani sistematika. Akan tetapi ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan berjalan pesat secara efisien tanpabantuan botani sistematika. Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam cabang-cabang botani yangbanyak tersebut tidak mungkin dapat diulangi dan kebenaran kesimpulannya dikukuhkan kalauidentitas atau nama tumbuhan objeknya meragukan. Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan akan menyebabkan nilai suatu penelitian merosot atau bahkan tidak ada harganya samasekali (Rifai, 1989). 

1.4. TAHAP PERKEMBANGAN
Menurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi yaitu:
 1. Faseeksplorasi;
 2. Fase konsolidasi;
 3. Fase biosistematik;
 4. Fase ensiklopedik.
 Turril (1935) membagitahap ini dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan kesinambungan antara satu fase ke fase yanglain, yaitu: taksonomi alfa yang ekuivalen dengan fase eksplorasi dan konsolidasi, dan taksonomiomega ekuivalen dengan fase ensiklopedik. Taksonomi alfa lebih kurang sepenuhnya tergantungpada ciri morfologi luar, sedangkan taksonomi omega menekankan pada semua ciri taksonomi yangada. 
Ø

Fase EksplorasiFase eksplorasi disebut juga fase pioneer, sesuai dengan salah satu tujuan taksonomi yaituinventarisasi semua tumbuhan yang ada di muka bumi. Pada fase ini yang lebih ditekankan adalahidentifikasi yang didasarkan pada herbarium yang jumlahnya terbatas. Acuan utama adalahmorfologi dan distribusi tumbuhan tersebut. 
 
BAHAN AJAR TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI
Fase ini disebut juga fase sistematika. Pada fase ini studi lapangan dilakukan secara intensif dan bahan herbarium sudah lebih lengkap. Banyak tumbuhan yang dinyatakan sebagai jenis padafase eksplorasi ternyata merupakan varian dari jenis lainnya dan banyak menemukan jenis-jenis baru.Pada fase ini flora dan dasar-dasar monografi mulai diterbitkan. 

Fase BiosistematikaFase ini disebut juga fase eksperimental. Pengetahuan terhadap tumbuhan bukan hanya padadistribusi geografis tetapi juga informasi pada tingkat yang lebih luas misalnya jumlah dan morfologikromosom. Pada fase ini kegiatan yang menonjol adalah: analisis sistem kawin silang, pola variasidan penelitian yang menyangkut aspek-aspek taksonomi di bidang kimia (kemotaksonomi),taksonomi kuantitatif (numerical taxonomy), sitologi, anatomi, embriologi, palinologi. 

Fase Ensiklopedik Fase ini merupakan koordinasi dari ketiga fase sebelumnya. Semua data (ciri taksonomi)yang ada dianalisis dan disintesis untuk membuat satu atau lebih sistem klasifikasi yangmencerminkan hubungan kekerabatan secara filogenetis.