METODE MENGUKUR POPULASI
1. Metode
Sensus (Pencacahan Total)
Pencacahan
total merupakan suatu cara menghitung secara langsung semua individu di suatu
tempat yang dihuni spesies yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan pada
berbagai spesies mamalia berukuran tubuh besar dan mudah tampak dalam
habitatnya, misal gajah di semak belukar. Pencacahan total juga dapat dilakukan
pada berbagai jenis hewan yang berukuran kecil, misal kelelawar dengan mencacah
individu yang keluar masuk dari lubang tempat tinggalnya. Dapat juga dilakukan
pada jenis hewan invertebrate sesil dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu
kecil, misalnya teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan Absolut :
Metoda-metoda Pencuplikan Metode pencuplikan (sampling method) merupakan metode
yang menggunakan pencacahan, namun dilakukan terhadap individu-individu dari
cuplikan-cuplikan (samples) yang masing-masing merupakan suatu proporsi kecil
dari populasi yang diperiksa.
metode sensus untuk mengukur tingkat pertumbuhan populasi badak
2. Metode Sampling (cuplikan)
Macam – Macam Metode Sampling
a. Probability Sampling
1. Simple
Random Sampling
Semua unsur
dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota
sampel. Anggota sampel dipilih secara acak dengan cara:
•
Pengundian
menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian
• Menggunakan table angka random (bilangan acak)
berdasarkan nomor anggota
Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling :
• Sifat populasi adalah homogen
• Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar
secara geografis
• Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang
jelas
Kebaikan : Prosedur
penggunaannya sederhana
Kelemahan:
Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi
2. Stratified Random Sampling
•
Populasi
dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan criteria tertentu yang
dimiliki unsure populasi. Masing-masing sub populasi diusahakan homogen
•
Dari
masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak
dengan komposisi proporsional atau disproporsional
•
Total
anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel penelitian
Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil
100 orang (10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara proporsional
Syarat
Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:
•
Populasi
mempunyai unsure heterogenitas
•
Diperlukan
kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai dengan unsur
heterogenitas yang dimiliki
•
Harus
diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang akan dipilih
(secara proporsional atau disproporsional)
Kebaikan : Semua
ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
Kelemahan : Memerlukan
pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk menentukan ciri
heterogenitas yang ada pada populasi
3. Cluster Sampling
•
Populasi
dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol (cluster)
•
Dari sub
populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil
•
Anggota dari
sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian
Contoh : Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti
rata-rata tingkat pendapatan buruh
bangunan di Kodya Semarang
•
Kodya
Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih 2 Kecamatan
sebagai Populasi dari sampling I
•
Dari 2
Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari sampel II
•
Dari 2
Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian
b. Non Probability Sampling
1. Quota
Sampling
Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau
quota yang diinginkan
Contoh: Akan
diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada peningkatan kualitas proses
belajar mengajar pada mata kuliah tertentu, Peneliti menentukan quota untuk
masing-masing sampel:
Jumlah mahasiswa = 50 orang
Jumlah dosen = 5 orang
Jumlah mata kuliah = 3 matakuliah
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan15 dosen sebagai
sampel penelitian untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet dalam
proses belajar mengajarnya
Kelebihan : Mudah dan
cepat digunakan
Kelemahan: Penentuan
sampel cenderung subyektif bagi peneliti
2. Accidental
Sampling
Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai
Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga
berbelanja diswalayan peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah
tangga yang kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai
pendapat/motivasinya
Kelebihan : Mudah dan
cepat digunakan
Kelemahan: Jumlah
sampel mungkin tidak representative karena tergantung hanya pada anggota sampel
yang ada pada saat itu
3. Saturation
Sampling
Metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan
semua anggota populasi sebagai sampel penelitian
Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap
pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, peneliti menentukan sampel dengan
menambil seluruh mahasiswa aktif di Gunadarma sebagai sampel penelitian
Kelebihan : Memerlukan
waktu untuk pengumpulan data sampel
Kelemahan: Tidak
cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar
4. Snowball
Sampling
Metode pengambilan sampel dengan secara berantai
(multi level).
•
Sampel awal
ditetapkan dalam kelompok anggota kecil
•
Masing-masing
anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu
•
Masing-masing
anggota baru diminta mencari anggota baru lagi.
Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap
pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, sampel ditentukan sebesar 100
mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10 mahasiswa. Masing-masing mencari
1 orang mahasiswa lain untuk dimintai pendapatnya. Dan seterusnya hingga
diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa
Kelebihan : Mudah
digunakan
Kelemahan:
Membutuhkan waktu yang lama
3. Metode
Tangkap dan Tangkap Lagi
Metode capture-re
capture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran
populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung
atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson
berdasarkan nama penemunya.
Metode ini
pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang
akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang
mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu
yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu),
dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari
populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang
bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak
bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan
bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan,
perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun
yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
• Tanda yang digunakan harus mudah dikenali
kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan.
• Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi
atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
• Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu
harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi.
• Peluang untuk ditangkap kembali harus sama
bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak.
Dari dua
kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N; indeks
Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut:
N =
Mn/n
Dengan catatan :
M = jumlah individu yang ditandai
dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan
ke-1.
N = jumlah total yang bertanda
maupun tidak bertanda pada periode pencuplikan ke-2.
M = jumlah individu bertanda, yang
tertangkap kembali pada periode pencuplikan ke-2.
4. Pengukuran
Kerapatan Nisbi
Karakteristik
semua metode pengukuran kerapatan nisbi adalah bahwa semuanya tergantung pada
pengumpulan cuplikan yang mewakili tetapan nisbi yang tidak diketahui
hubungannya dengan besarnya populasi secara keseluruhan. Jadi yang diperoleh
hanya petunjuk kelimpahan yang kurang begitu akurat. Sebenarnya banyak teknik
perkiraan demikian itu, tetapan disini hanya beberapa saja yang akan disajikan
ialah :
1. Jebakan, Termasuk jebakan untuk tikus
lapangan,jebakan cahaya untuk insekata yang terbang malam, jebakan sumuran yang
dipasang pada permukaan tannah untuk menjebak kutu, atau hewan kecil lainnya,
jebakan isap bagi insekta terbang, serta jaring plankton. Hewan yang tertanggap
tergantug tidak hanya kerapatan populasi tetapi juga aktivitas hewan itu,
kisaran gerakan, dan kemempuan si pemasang jebakan, sehingga sebenarnya hanya
akan dieroleh gambaran kasar mengenai kelimpahan dengan teknik ini.
2. Cacah butir tinja. Jikalau diketahui cacah
butiran tinja dan rerata laju peninjaan akan diperoleh index besarnya populasi.
3. Frekuensi vokalisasi. Beberapa kali ayam hutan
berbunyi seletiap 15 menit dapat dipergunakan untuk index besarnya populasi
ayam hutan
4. Catatan kulit. Cacah hewan yang ditangkap oleh
pemburu atau penjebak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan pada
populasi mammalia catatan ada yang sampai 150 tahun yang lalu.
5. Tangkapan per satuan usaha penangkapan ikan,
misalnya cacah ikan yang ditangkap selama 100 jam dengan pukat harimau. Jika
diperbandingkan akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan kelimpahar ikan di
suatu perairan
6. Cacah artifak, misalnya butir tanah pada
“rumah” kepiting, pohon untuk sarang tupai, bekas kepompong yang telah
ditinggalkan insekta, dapat berguna untuk memperkirakan cacah hewan
bersangkutan.
7. Kuesioner dapat dikirimkan kepada penggemar
berburu atau penjebak untuk mendapatkan perubahan populasi hewan yang jadi
objeknya.
8. Frekuensi. Persentase kuadrat yang
dipergunakan dalam pengkajian suatu spesies khusus dapat berguna untuk
memperkirakan kelimpahan nisbi.
9. Kapasitas makan. Jumlah umpan yang diambil
oleh tikus dapat dipergunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah peracunan
untuk memperoleh perubahan kerapatan.
10. Penghitungan di jalanan. Cacah burung mangsa
yang tampak waktu mengendarai mobil sejauh jarak yang telah dibakukan dapat
dipergunakan sebagai index kelimpahan.
Hasil metode
pengukuran kerapatan nisbi tersebut diatas perlu dipelajari dan di evaluasi
secara hati-hati. Hasil tersebut lebih merupakan pelengkap pada teknik
langsung. Perlu dipertimbangkan 2 hal : pertama, bahwa informasi sensus yang
akurat dan terperinci hanya dapat diperoleh untuk beberapa jenis hewan. Dalam
kebanyakan kejadian harus puas dengan perkiraan kasar. Kedua, bahwa terdapat
karya penelitian yang hanya berkenaan dengan hewan yang “mudah “ ialah burung
dan mamalia.
DAFTAR PUSTAKA
http://3gggue.blogspot.com/2012/06/tugas-artikel-ekologi-hewan.html/
diakses pada tanggal 5 juni 2012
http://yudhislibra.wordpress.com/2010/10/12/macam-%E2%80%93-macam-metode-sampling-tahap-pembuatan-laporan-penelitian/
diakses pada tanggal 5 juni 2012
http://www.scribd.com/collections/2654673/Metode-Sampling/
diakses pada tanggal 5 juni 2012
id.wikipedia.org/wiki/Teknik_sampling/ diakses pada tanggal 5 juni 2012
www.scribd.com/doc/94580798/Niosh-Metode-Sampling/ diakses pada tanggal 5 juni 2012